Beruntungnya israel Tak Bertetangga dengan Indonesia
Baru-baru ini, Israel kembali menunjukkan tindakan agresifnya dengan melakukan penyerangan terhadap warga sipil Palestina di kamp pengungsian Rafah. Tindakan brutal ini segera mendapatkan kecaman dari berbagai belahan dunia.
Namun ironisnya, negara-negara tetangga Israel masih memilih diam membisu, seolah tak peduli dengan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina. Sikap acuh tak acuh ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai solidaritas dan kemanusiaan di kawasan tersebut.
Keberuntungan tampaknya berpihak pada Israel yang dikelilingi oleh negara-negara Muslim yang seakan membuta, menuli, dan membisu terhadap aksi kejamnya. Andai saja Israel berbatasan langsung dengan Indonesia, situasinya mungkin akan sangat berbeda.
Kaum Muslim di Indonesia, meski berpostur tubuh pendek, pesek, berkulit sawo matang, dan berwajah tak sangar, memiliki satu kelebihan yang tak tertandingi oleh Muslim dari negara manapun di dunia, yaitu semangat nekat dan keberanian untuk berjuang tanpa kenal takut.
Spirit Perjuangan Muslim Indonesia
Sejarah mencatat bagaimana kaum Muslim Indonesia menunjukkan keberanian luar biasa dalam melawan penjajah. Saat Belanda menjajah Indonesia, banyak pejuang Muslim yang rela menjemput mati (syahid) dengan pekikan takbir, demi kemenangan. Keberanian dan semangat nekat inilah yang membuat tentara Belanda terkejut dan kewalahan menghadapi perlawanan yang datang dari berbagai penjuru Nusantara.
Bayangkan jika Israel berada di sebelah Indonesia. Entah berapa ratus ribu Muslim Indonesia yang akan menyelundupkan diri, menerobos perbatasan untuk berjuang bersama rakyat Palestina. Semangat nekat dan keberanian yang dimiliki oleh kaum Muslim Indonesia bisa menjadi modal besar dalam perjuangan melawan penindasan dan ketidakadilan.
Nekat sebagai Modal Kemenangan
Keberanian dan kenekatan yang ditunjukkan oleh kaum Muslim Indonesia bisa menjadi inspirasi bagi perjuangan Islam di masa depan. Dalam perjuangan melawan ketidakadilan, tidak diperlukan tubuh besar, wajah sangar, pesek, atau fisik yang tegap.
Yang dibutuhkan adalah semangat juang yang tak kenal takut, keberanian untuk menghadapi bahaya, dan kesiapan untuk syahid demi kebenaran dan keadilan, meskipun datang dari kaum yang berpostur tubuh pendek dan berwajah tak menakutkan.
-
Tindakan keji Israel di kamp pengungsian Rafah dan sikap diam negara-negara tetangga menunjukkan perlunya solidaritas dan keberanian yang lebih besar dalam menghadapi penindasan.
Sayang beribu sayang, semangat nekat dan keberaniannya Muslim Indonesia terpaksa harus padam dan dibuat bak dipenjara lantaran jarak yang jauh. Sehingga, semangat juangnya tidak bisa menjadi contoh bagaimana pembelaan terhadap Palestina seharusnya dijalankan.
Bagaimanapun, kemenangan tidak ditentukan oleh fisik semata, melainkan oleh semangat juang yang tak kenal takut dan keberanian untuk berkorban demi Islam.
Islam membutuhkan lebih banyak pejuang yang berani seperti Muslim Indonesia, yang siap melawan ketidakadilan di mana pun itu terjadi. Semoga semangat ini bisa menginspirasi lebih banyak orang untuk berdiri melawan penindasan dan memperjuangkan kemerdekaan serta hak asasi manusia.
Oleh sebab itu, penulis haqqul yakin kemenangan Islam yang kedua, akan tegak dan lahir dari Indonesia, tempat di mana kaum Muslim dengan jiwa pejuang dan penuh kenekatan bersatu..
Mungkinkah pemerintah saat ini akan 'memfasilitasi' keberanian dan kenekatan Muslim Indonesia untuk membela Palestina di medan pertempuran?
-SA-