0
Home  ›  Dakwah

Jalasah Munakh: Momen Indah Para Pengemban Dakwah untuk Berbagi Kisah

Jalasah Munakh: Momen Indah Para Pengemban Dakwah untuk Berbagi Kisah

Di tengah gurun pasir yang luas dan panas, ada sebuah tempat yang menjadi tujuan para pemilik unta, di setiap bulannya. Tempat itu bernama Jalasah Munakh, yang artinya tempat istirahatnya para pemilik unta. Di tempat ini, mereka bisa melepas lelah setelah sebulan menjelajahi padang pasir yang luas, dengan panas yang menyengat dan angin yang berdebu.

Bagai oase, tempat ini menjadi momen berkumpulnya para pemilik unta dan karavan yang menjanjikan kesegaran dan waktu istirahat yang sangat dibutuhkan. Mereka juga bisa saling bercengkrama, melepas rindu, saling bersua, berbagi dan bercerita tentang pengalaman mereka selama di gurun pasir.

Jalasah Munakh bukan hanya sekadar titik berhenti dalam perjalanan, tetapi juga merupakan tempat di mana para pemilik unta berkumpul untuk berbagi kisah dan pemikiran. Meskipun mereka berasal dari berbagai kota dan latar belakang, namun di Jalasah Munakh, perbedaan-perbedaan itu akan sirna.

Tapi, ini bukan tentang pemilik unta dan cerita perjalanannya, melainkan tentang pengemban dakwah dan kisahnya setelah sebulan menyebar di tengah umat.  Mereka adalah orang-orang yang rela meninggalkan kenyamanan dan kemewahan dunia, demi mengajak manusia kembali kepada fitrahnya. 

Mereka adalah orang-orang yang menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan, baik dari dalam maupun dari luar, demi menegakkan kalimat tauhid. Oleh sebab itu, Jalasah Munakh menjadi oase pemikiran, perasaan, cinta dan kesetiaan dalam aktivitas dakwah.

Sama dengan pemilik unta yang akan berkisah, di Jalasah Munakh, para pengemban dakwah bisa bercerita tentang umat, kendala dakwah, atau bahkan berbagi solusi. Mereka juga bisa saling menguatkan, menyemangati, dan menasehati satu sama lain. 

Di momen inilah, kehangatan, kebersamaan, kekeluargaan, dan kecintaan yang tulus antara sesama pengemban dakwah dapat dirasakan. Mereka bisa merasakan kebahagiaan yang hakiki, yang tidak bisa dibeli dengan apapun di dunia ini. Ini adalah momen di mana hati dan pikiran seperti diisi ulang.

Jalasah Munakh adalah konsep yang luar biasa dari muasis kita, Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani. Jalasah Munakh menawarkan gambaran yang luar biasa tentang solidaritas dan persaudaraan di antara para pengemban dakwah.

Layaknya pemilik unta yang bebas untuk berhenti atau melanjutkan perjalanan mereka, di Jalasah Munakh, pengemban dakwah dapat datang atau pergi melanjutkan aktivitas dakwah di tengah umat. Tidak ada paksaan, tidak ada batas waktu, tidak ada larangan makan minum, Jalasah Munakh benar-benar murni untuk melepas penat setelah sebulan berjuang.

Di momen ini, pengemban dakwah boleh membawa makanan, minuman atau layaknya pemilik unta, boleh juga membawa daging untuk dimasak dan dinikmati bersama. Sambil menunggu daging masak, waktu yang ada bisa digunakan untuk saling mengenal satu sama lain. Sebab, selama satu bulan tak bersua, tentu ada wajah-wajah baru yang turut hadir dalam barisan perjuangan. MasyaAllah.

Dalam suasana yang santai dan penuh keakraban di Jalasah Munakh, para pemilik unta berbagi pengalaman perjalanan mereka. Mereka bisa menceritakan tentang tantangan yang mereka hadapi di padang pasir, keindahan alam yang mereka saksikan, dan pembelajaran yang mereka peroleh di sepanjang jalan. 

Begitu juga dengan pengemban dakwah, mereka bisa menceritakan apa yang dialami selama sebulan berdakwah. Baik itu momen serius, lucu atau yang penuh hikmah dan kebahagiaan. Semua dapat diceritakan.

Oleh sebab itu, dalam Jalasah Munakh, semua perasaan sedih, senang, tawa bahkan perasaan yang membara semua dapat menjadi satu. Ini adalah momen yang sangat berharga, yang seharusnya dirindukan setiap bulannya oleh pengemban dakwah, layaknya pemilik unta yang merindukan tempat istirahat setelah sebulan perjalanan di tengah gurun.

Semoga, lewat tulisan ini, dapat menjadi pengingat pribadi saya dan semoga tulisan ini dapat menggugah siapapun yang membacanya. Sehingga, konsep Jalasah Munakh akan terwujud sebagaimana harapan muasis kita. 

Ramaikan dan semarakkan Jalasah Munakh, bawalah makanan, minuman atau apapun yang dapat memeriahkan agenda ini. 

-SA-

Posting Komentar
Cari
Menu
Warna
Bagikan
Additional JS