0
Home  ›  Opini Umat

𝐁𝐔𝐊𝐀𝐍 𝐇𝐓𝐈, 𝐓𝐄𝐑𝐍𝐘𝐀𝐓𝐀 𝐏𝐄𝐉𝐔𝐀𝐍𝐆 𝐊𝐇𝐈𝐋𝐀𝐅𝐀𝐇 𝐒𝐀𝐀𝐓 𝐈𝐓𝐔 𝐒𝐈, 𝐌𝐔𝐇𝐀𝐌𝐌𝐀𝐃𝐈𝐘𝐀𝐇 𝐃𝐀𝐍 𝐂𝐈𝐊𝐀𝐋 𝐁𝐀𝐊𝐀𝐋 𝐍𝐔

 

pejuang khilafah

(100 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝐷𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑇𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ, 𝐼𝑡 𝐼𝑠 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝐵𝑒 𝑂𝑛𝑒 𝑈𝑚𝑚𝑎ℎ)

https://shorturl.at/ou134

Yang menyatakan perjuangan menegakkan khilafah yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai ahistoris (berlawanan dengan sejarah, tidak memerdulikan aspirasi sejarah) terbantah dengan telak lewat fakta-fakta yang diungkap buku 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑎𝑏𝑎𝑟 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑒𝑟𝑎 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑃𝑒𝑟𝑗𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐾ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ 1924-1927.

Pasalnya, dalam buku karya Sejarawan Septian AW di tangan saya ini, menggambarkan dengan jelas dan rinci bagaimana Sarekat Islam (SI); Muhammadiyah; cikal bakal Nahdlatul Ulama (NU); dan ormas-ormas Islam lainnya membentuk Komite Khilafah sebagai wadah perjuangan Muslimin Hindia Belanda (Indonesia) untuk mengirimkan utusan Muslimin Hindia Belanda ke Mesir guna membaiat seorang khalifah, pasca runtuhnya Khilafah Utsmani pada 3 Maret 1924 M.

Meski 𝑞𝑎𝑑𝑎𝑟𝑢𝑙𝑙𝑎ℎ pembaiatan itu gagal, perjuangan Muslimin sedunia termasuk Muslimin Hindia Belanda yang diwakili Komite Khilafah tidak berhenti, mereka pun mengirim utusan negeri masing-masing ke Makkah untuk membaiat seorang khalifah.

Meski lagi-lagi Allah SWT menakdirkan pembaitan tersebut tidak pernah terjadi hingga kini, tapi jelas tergambar bahwa ormas-ormas Islam kala itu bukan hanya memahami dasar negara itu wajib Islam, tetapi juga memahami struktur negara itu mestilah khilafah, kepemimpinan umum Muslimin sedunia di bawah komando seorang khalifah.

Oh iya, 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑒𝑟𝑎 𝐼𝑠𝑙𝑎𝑚 sendiri merupakan surat kabar yang diterbitkan Sarekat Islam untuk memberitakan keruntuhan Khilafah Utsmani dan juga berbagai peristiwa perjuangan penegakkan kembali khilafah.

Maka, tidak aneh bila aktivitas Komite Khilafah sangat detail dibahas dalam surat kabar tersebut dan diceritakan ulang secara apik oleh Kang Septian dalam buku yang terbit pada Januari 2024 M ini, tepat seratus tahun sejak Khilafah Utsmani runtuh!

Buku yang diangkat dari skripsi sarjana sejarah penulisnya di Universitas Indonesia dengan hasil memuaskan pada Januari 2013 ini tentu sangat menarik dibaca oleh siapa saja yang menyadari kewajiban menegakkan kembali khilafah.

Selain itu, buku ini juga penting dibaca oleh Muslimin yang tergabung dalam Sarekat Islam, Muhammadiyah, NU, dan ormas Islam lainnya tetapi anehnya saat ini malah menolak kewajiban menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan khilafah, bahkan ada yang latah mengikuti kafir penjajah dan rezim berkuasa untuk mempersekusi dan mengkriminalisasi Hizbut Tahrir Indonesia dan para pejuang khilafah lainnya.

Semoga dengan membaca buku ini para penentang khilafah ini tidak lagi ahistoris, lalu kembali meneruskan pendahulunya memperjuangkan tegaknya kembali khilafah.

𝐼𝑡 𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑜𝑛𝑒 𝑢𝑚𝑚𝑎ℎ, sekaranglah waktunya untuk menjadi umat yang satu di bawah naungan 𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑓𝑎ℎ '𝑎𝑙𝑎 𝑚𝑖𝑛ℎ𝑎𝑗𝑖𝑛 𝑛𝑢𝑏𝑢𝑤𝑤𝑎ℎ.

𝐼𝑡 𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑜𝑛𝑒 𝑢𝑚𝑚𝑎ℎ!
𝐼𝑡 𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑜𝑛𝑒 𝑢𝑚𝑚𝑎ℎ!
𝐼𝑡 𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑜𝑛𝑒 𝑢𝑚𝑚𝑎ℎ!

Allahu Akbar! []


Depok, 15 Rajab 1445 H | 26 Januari 2024 M

Joko Prasetyo
Jurnalis

__

Bukan bermaksud mau ngiklan, tapi mesti ada saja yang bakal bertanya, berapa harga bukunya? Ke mana belinya? Maka, ada baiknya bagi siapa saja yang berminat segera hubungi admin ILKI (penerbit buku ini) untuk tanya-tanya lebih lanjut maupun membelinya di nomor WA wa.me/6285260001924 .

Posting Komentar
Cari
Menu
Warna
Bagikan
Additional JS