0
Home  ›  Nasrudin Joha  ›  Opini Umat

Nasi Padang? Tak Seorangpun Bisa Tahan Godaannya

"Nasi Padang? Tak Seorangpun Bisa Tahan Godaannya"

Nasi Padang? Tak Seorangpun Bisa Tahan Godaannya
Umatizen - Siapapun tak akan tahan godaannya, aromanya begitu menakzubkan. Sebuah Kuliner warisan negeri, berasal dari negeri perantau yang pantang pulang sebelum sukses dalam genggaman.

Negeri, yang telah mengharamkan kamar tidur bagi bujangnya, negeri yang telah menjadikan surau-surau tempat menimba ilmu agama, mengajar adab, membangun karakter, sekaligus latihan bagi bujang-bujangnya, menginap bersama selepas mengaji, meninggalkan rumah-rumahnya.

Ya, masakan Padang. umum sering juga menyebutnya dengan nasi Padang. Rendang dan sambal Ijo adalah menu khasnya. Selain itu, Gulai Kepala Kakap juga menjadi menu pilihan yang menggemaskan.

Sesekali, ketika penulis memesan gulai kepala kakap, sering berseloroh kepada rekan atau kekuarga. "Sabar, kita sedang belajar hidup prihatin. Sementara kita baru bisa beli kepala kakapnya saja, nanti jika sudah punya rezeki lapang, kita beli kakap dari kepala hingga ekornya".

Kadang juga, untuk menghindari kesan mewah, penulis mengajak singgah rekan atau keluarga di RM sederhana. Selera kita upayakan 'Sederhana', tak perlu bermewah ditengah kondisi bangsa dengan segudang masalah.

Ternyata, aroma dan rasa dahsyat masakan Padang ini juga yang membuat Papah Setya Novanto berupaya untuk meninggalkan hotel 'suka miskin'. Tentu papah bukan miskin, karena hanya orang kaya raya yang menginap di hotel prodeo suka miskin.

Hotel suka miskin juga tidak prodeo, bertarif. Ada yang puluhan, hingga ratusan juta per kamar, per bulan. Untuk kamar inap papah, tentu diantara yang paling berkelas di hotel suka miskin.

Beberapa waktu yang lalu, berbekal izin berobat, akhirnya papah mampu mengobati kerinduan pada masakan Padang. Papah, tertangkap kamera sedang asyik menyantap masakan Padang di salah satu rumah makan dekat RS Gatot Subroto.

Papah, tak kuasa menahan rindu yang mengharu biru kepada masakan Padang. Soal alasan ? Gampang, apa yang tidak bisa dilakukan oleh uang ? Gayus saja bisa pelesir ke Bali, masak papah yang cuma rindu masakan Padang tidak bisa ?

Soal hukum di negeri ini ? Ah, itu mah hukum suka suka gua. Katanya. Jadi, tidak perlu khawatir kehabisan alasan pembenar dan alasan pemaaf. Jika ada niat, semua bisa dibenarkan dan dimaafkan.

Yang jelas, papah telah melepas rindu kepada masakan Padang. Papah membuktikan, tak seorang pun tahan godaan nasi Padang. Maka gombal saja, jika ada yang sesumbar mau boikot masakan padang. Memangnya bisa tahan godaannya ? [].

Sumber : Nasrudin Joha
Posting Komentar
Cari
Menu
Warna
Bagikan
Additional JS